
Hendro Wiyanto Budiman
Kita paling tidak mesti mempunyai modal sikap ironis untuk bisa menikmati karya Hahan seri Speculative Entertainment ini. Sikap ironis itu adalah tidak memandang suatu realitas secara naif atau taken for granted, yaitu menerima situasi begitu saja seolah-olah wajar dan sudah dengan sendirinya atau darisananya dianggap benar. Pada seri karya ini Hahan menggambarkan situasi chaotic di dalam medan sosial seni yang tampaknya sangat didominasi oleh situasi transaksional melalui berbagai representasi dan simbolnya. Situasi transaksional juga dipicu oleh peristiwa-peristiwa blockbuster yang kita kenal di dunia seni selama ini.Memperoleh legitimasi secara langsung atau tidak langsung oleh lembag-lembaga seni bergengsi, forum-forum pameran internasional, maupun berbagai ajang seperti art fair sebagai gejala global.
Suatu masterpiece kini bermakna sebagai marketpiece, atau sebaliknya.Apa sebenarnya yang mau disasar oleh Hahan melalui karya ini?Dia menampilkan symbol-simbol seperti mata uang terkuat di dunia, hospitality untuk pesanggrahan, fungsi epistemis yang sudah bercampur aduk tidak karuan dengan nilai-nilai pragmatis yang tampaknya didasari oleh asumsi lebih suatu karya seni.Situasi chaotic dilukiskan Hahan pada karya ini berjejal dalam sebuah frame antic yang sekalgus menjadi arena atau semacam kapitalisasi yang menjerat semua seniman di masa sekarang ini.Hahan, seperti yang sudah kita kenal selama ini, karikatural, warna-warnanya cerah, meledak, cemerlang seperti ilustrasi dalam majalah anak-anak yang menyenangkan mata kita.Tapi kita perhatikan bahwa ada cat yang membrojol dari gambar tube dari Hahan, itu seperti setara dengan hasrat makelar seni yang menggebu-gebu di arena jual beli karya seni.
Pertanyaannya adalah, dimana posisi seniman menurut pandangan Hahan?Setidaknya di dalam karya.Hahan tidak sedang merepresentasikan posisi dirinya sebagai subjek yang punya jarak, tetapi mungkin adalah elemen untuk bagian yang larut dalam situasi transaksional itu sendiri.Maka posisi seniman dalam hal ini secara ironis dilukiskan secara spekulatif oleh Hahan melalui karya seni sebagai aposisi atau nirposisi, nampaknya begitu. Kecerahan warna pada lukisan ini barangkali adalah gambaran dari hingar binger keglamoran yang kita saksikan dalam medan seni kita dalam beberapa tahun terakhir ini. Daya dorong utamanya adalah suatu hasrat yang sering disebut (refikasi??) untuk menjadikan karya seni sebagai objek total komoditi semata-mata. Suasana chaos atau semrawut pada karya ini kalu kita perhatikan seperti mendua, antara mencibir atau menjilat, antara tunduk atau setengah melawan, atau menertawakan.Antara keinginan sedikit berjarak, atau tenggelam sepenuhnya di dalamnya antara menjadi badut-badut atau “pengamat” obyektif.Maka dilihat dari sisi itu, karya Speculative Entertainment mengesankan seperti sebuah pseudo-critic.Dan mungkin disitu juga karya Hahan samar-samar mempertanyakan fungsi sosial karya seni di luar estetikanya yang menghibur.
We should at least own an ironic point of view to be able to enjoy this work of Hahan of this Speculative Entertainment series. The irony should not view a reality naively or taken for granted. Normaly accepting the situation as it is very common and automatically (considered as) correct. On this work series, Hahan describes the chaotic situation in the social field of art that seemingly dominated by transactional situations through many symbols and representations.The transactional situations also triggered by blockbuster events widely known in the realm of fine art currently. Directly or indirectly legitimized by flamboyant art events, international forums of exhibition, or many events such as art fair as a global happening.
A masterpiece is now a marketpiece, or vice versa. What exactly is Hahan's aim through this work? He describes the symbols such as world's most powerful currencies, hospitality for residencies, epistemical function chaotically mixed with pragmatism based on excessive assumptions of artworks.This chaotic scene was painted by Hahan crowding in an antiqued frame that act as an arena or capitalization that entangled every artist in this current period. Hahan, as we know remain charicatural, bright in colors, explosive and glisten just like a pleasing illustration of a kids storybook that will appease our eyes. But there's some mounds from Hahan's tubes, exactly representing the throbbing passion of art resellers in the art market arena.
The question in, where's the position of the artist according to Hahan? At least in his work? Hahan may not represent himself in a position of himself as a distanced subject, but rather an element diluted in such transactional situation itself. Thus the position of the artist in this work, described ironically by Hahan as appositives or non-positional it seem. The bright color of this work may represent the hurly-burly of the glamorous art scene lately. The main source being a passion to shape art work as a mere commodities. The chaotic atmosphere in this work seems to be divided, partly pout and partly support, partly submitting and partly resisting, partly laughing. Wishes are distanced or entirely drowned into clowns of objective watchers. That way, Speculative Entertainment impressed a pseudo-critic. Perhaps, Hahan's work quietly questions the social functions of artwork outside of its entertaining aestethics.